Wednesday, January 23, 2019

KONSEP ALIRAN TRANSFORMASI




KONSEP ALIRAN TRANSFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta kepada kita, yaitu bahasa.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik. Dalam makalah ini akan dipaparkan salah satu sejarah perkembangan aliran-aliran linguistik yaitu aliran transformasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aliran transformasi?
2. Apa saja ciri-ciri aliran transformasi?
3. Apa pengertian kalimat transformasi?
4. Apa saja jenis-jenis kalimat transformasi itu?
5. Siapa saja tokoh-tokoh aliran transformasi?

C. Tujuan
     1. Mendeskripsikan pengertian aliran transformasi.
     2. Mendeskripsikan ciri-ciri aliran transformasi.
     3. Memahami dan memberikan contoh kalimat transformasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Aliran Transformasi
Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Tentang tata bahasa transformasional ini ditulis oleh Chomsky dalam bukunya Syntactic Structure pada tahun 1957, yang kemudian diperkembangkan lagi dalam bukunya yang kedua berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965[1].
Adapun asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini adalah sebagai berikut:
1.        Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
2.        Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulis.
3.        Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus bersifat deduktif.
4.        Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa.
5.        Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
a.       Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dAnisaat-buat.
b.      Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik.
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting.
Competence adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa. Dengan kata lain competence pengetahuan yang dimiliki oleh pemakai bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat- kalimat yang baru.
Sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence, yang juga dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance benar-benar merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari. Dengan kata lain, dapat kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Menurut aliran ini sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar. kemampuan tersebut dinamakan aspek bahasa kreatif.
B.      Ciri-ciri Aliran Transformasional

1.    Berdasarkan Paham Mentalistik
Aliran berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses rangsang-tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan. Proses berbahasa bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengan subdisipliner psikolinguistik.
2.    Bahasa Merupakan Innate
Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor innate (warisan keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia, meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.
3.  Bahasa Terdiri atas Lapis Dalam dan Lapis Permukaan
Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah) yaitu wujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin. Contoh: Welcome, Ahlan wa Sahlan, dan Selamat datang merupakan tiga unsur struktur permukaan yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
4.  Bahasa Terdiri atas Unsur Competence dan Performance
Sebagaimana yang telah saya sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur competence yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan performance yaitu keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.
5.  Analisis Bahasa Bertolak dari Kalimat
Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.
6.     Bahasa Bersifat Kreatif
Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal. Contoh:
a. Sampah telah menggunung di tepi jalan.
kata menggunung terbentuk dari kata gunung dan prefiks me-ng bermaksud menyerupai gunung.
b.    Peluhnya menganak sungai, dll.

7.    Membedakan Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi
Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi, mempunyai ciri-ciri lengkap, simpel, aktif (merupakan ciri pokok), statement, positif, runtut (merupakan ciri tambahan).
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

KALIMAT
INTI
KAIDAH
TRANSFORMASI
KALIMAT
TRANSFORMASI
Lengkap
Pelepasan/delisi
Kalimat elips/ minor
Simpel
Penggabungan
Kalimat kompleks
Aktif
Pemasifan
Kalimat Pasif
Statement
- Tanya
- Perintah
- Kalimat Tanya
- Kalimat Perintah
Positif
Pengingkaran
Kalimat Ingkar
Runtut
Pembalikan
Kalimat Inversi

C.  Pengertian Kalimat Transformasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “transformasi” diartikan sebagai sebuah perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsur di dalamnya. Kalimat transformasi dapat diartikan sebagai kalimat yang mengalami perubahan pada pokok kalimat inti. Perubahan ini dapat dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsur dalam kalimat tersebut.

D.    Jenis-jenis Kalimat Transformasi
Jenis kalimat transformasi dibedakan berdasarkan cara kalimat transformasi tersebut dibentuk. Kalimat transformasi dapat dibentuk dengan cara pembalikan urutan kalimat, penambahan partikel -nya, mengubah kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk, mengubah kalimat majemuk menjadi kalimat tunggal, mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya atau perintah, menambah atau mengurangi unsur-unsur kalimat (harus tidak mengubah makna kalimat).

1. Kalimat Transformasi dengan cara membalik urutan kalimat
Cara pertama untuk mendapatkan kalimat transformasi dapat dengan membalikkan urutan kalimat.  Misalkan pola kalimat awal suatu kalimat adalah subjek – predikat, maka kalimat transformasi dapat dibentuk dengan membalikkan pola kalimat tersebut sehingga menjadi berpola predikat – subjek. Contoh kalimat transformasi jenis pertama ini antara lain:
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Dia lulus ujian.
Lulus ujian dia.
b.
Pria itu berkepala botak
Berkepala botak pria itu
c.
Keluarga itu sangat romantis.
Sangat romantis keluarga itu.
2. Kalimat Transformasi dengan cara menambah partikel -nya
`      Jenis kalimat transformasi yang kedua diperoleh dengan cara menambah partikel -nya pada kalimat ubahannya. Cara kedua ini sebenarnya merupakan lanjutan dari cara pertama. Setelah urutan kalimat dibalik maka kemudian ditambahkan partikel -nya. Berikut contoh kalimat transformasi jenis kedua:
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Anak Ustadz Aris menikah kemarin.
Ustadz Aris, anaknya, menikah kemarin.
b.
Rumah Kumala terbakar semalam.
Kumala, rumahnya, terbakar semalam.

3. Kalimat Transformasi dengan cara mengubah kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk
Kalimat transformasi juga dapat dibentuk dengan mengubah sebuah kalimat tunggal menjadi  bentuk kalimat majemuk. Perhatikan kalimat transformasi jenis ketiga ini pada contoh berikut:
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Anisa sedang menggoreng ayam.
a. Anisa yang bermuka pucat itu sedang         menggoreng ayam.
b. Anisa sedang menggoreng ayam yang   masih hidup.
4. Kalimat Transformasi dengan cara mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya atau perintah
Kalimat transformasi juga dapat dibentuk dengan cara mengubah kalimat awal yang berupa kalimat berita menjadi kalimat perintah atau kalimat tanya. Pembentukan kalimat transformasi dengan cara ini juga dikenal dengan cara pengubahan intonasi. Dalam penulisannya, kalimat transformasi jenis ini hanya berbeda pada tanda baca yang dipakai. Berikut contohnya:

No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Yanto pergi dari rumah.
a. Yanto pergi dari rumah?
b. Yanto pergi dari rumah!

5. Kalimat Transformasi dengan cara menambah atau mengurangi unsur-unsur kalimat
Cara selanjutnya untuk membentuk kalimat transformasi adalah dengan menambahkan atau mengurangi unsur-unsur dalam kalimat tersebut. Makna yang ada dalam kalimat transformasi sama dengan kalimat awal, hanya ada penambahan informasi. Contoh:
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Rismi sedang makan.
a. Rismi sedang makan siang.
b. Rismi sedang makan bersama pacarnya.
c. Kemarin Rismi makan.
6. Kalimat Transformasi dengan cara pengingkaran
Cara terakhir untuk membentuk kalimat transformasi adalah dengan cara pengingkaran. Cara pengingkaran dilakukan dengan cara mengubah makna kalimat menjadi sebaliknya. Berikut contohnya:
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
a.
Panji bisa sabar dengan semua perlakuan rendahan itu.
Panji tidak bisa sabar dengan semua perlakuan rendahan itu.
b.
Kejayaan Presiden Jokowi itu karena bantuan rakyat.
Kejayaan Presiden Jokowi itu bukan karena bantuan rakyat.

E.   Contoh Kalimat Transformasi
Pada bagian sub jenis-jenis kalimat transformasi telah disajikan beberapa contoh kalimat transformasi berdasarkan cara pembentukannya. Pada bagian kali ini akan diberikan lagi beberapa contoh kalimat transformasi agar para pembaca lebih memahaminya.
No.
Kalimat Awal
Kalimat Transformasi
1.
Darul sedang membawa sayuran.
1. Darul tidak sedang membawa sayuran.
2. Tadi pagi Darul membawa sayuran.
3. Darul sedang membawa sayuran segar.
4. Darul yang bermuka garang itu sedang membawa sayuran.
5. Darul sedang membawa sayuran yang berwarna hijau segar itu.
6. Darul sedang membawa sayuran?
2.
Ayah Andi pergi.
1. Pergi ayah Andi.
2. Andi  ayahnya  pergi.
3. Ayah Andi pergi ke Jogja.
4. Ayah Andi, yang bermata sipit itu, pergi.
5. Ayah Andi pergi dengan terburu-buru.
6. Ayah Andi tidak pergi.
7. Ayah Andi sedang pergi.
8. Besok ayah Andi pergi.
9. Ayah Andi pergi?
10. Ayah Andi pergi!
3.
Istri Pak Amir sudah meninggal.
1. Pak Amir, istrinya, sudah meninggal.
2. Istri Pak Amir sudah meninggal 2 tahun lalu.
3. Istri Pak Amir yang baik hati itu sudah  meninggal.
4. Istri Pak Amir sudah meninggal?
5. Sudah meninggal istri Pak Amir.
4.
Pak Camat meresmikan gedung.
1. Pak Camat meresmikan gedung?
2. Pak Camat meresmikan gedung berwarna biru itu.
3. Pak Camat yang gagah itu meresmikan gedung.
4. Petang nanti Pak Camat meresmikan gedung.
5. Pak Camat tidak meresmikan gedung.



F.      Keunggulan dan Kelemahan Aliran Transformasi
1.    Keunggulan Aliran Transformasi
a.    Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan, bukan fisik.
b.    Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competence dan linguistic performance).
c.    Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
d.   Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilih antara substansi dan perwujudan.
e.    Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.

2.    Kelemahan Aliran Transformasi
a.    Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat.
b.    Bahasa merupakan innate, walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c.    Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.

G.  Tokoh Aliran Tranformasional
Ahli bahasa yang beraliran transformasional ini antara lain : Noam Chomsky, P. Postal, J.A. Fodor, M. Halle, R. Palmatier, J. Lyons, J.J. Katz, Y.P.B. Allen, P. Van Buren, R.D. King, R.A. Jacobs, J. Green, W.A. Cook (sebelum pindah ke tagmemik).

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “transformasi” diartikan sebagai sebuah perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsur di dalamnya. Kalimat transformasi dapat diartikan sebagai kalimat yang mengalami perubahan pada pokok kalimat inti. Perubahan ini dapat dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsur dalam kalimat tersebut.

2.      Ciri-Ciri Aliran Transformasional:
a.    Berdasarkan paham mentalistik.
b.    Bahasa merupakan Innate.
c.    Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan.
d.   Bahasa terdiri atas unsur competence dan performance.
e.    Analisis bahasa bertolak dari kalimat.
f.     Bahasa bersifat kreatif.
g.    Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi.

3.      Jenis-jenis Kalimat Transformasi:
a.     Kalimat Transformasi dengan cara membalik urutan kalimat.
b.    Kalimat Transformasi dengan cara menambah partikel –nya.
c.    Kalimat Transformasi dengan cara mengubah kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.
d.   Kalimat Transformasi dengan cara mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya atau perintah.
e.    Kalimat Transformasi dengan cara menambah atau mengurangi unsur-unsur kalimat.
f.     Kalimat Transformasi dengan cara pengingkaran.

B.  Saran
Setiap aliran linguistik tentunya memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus kelemahan-kelemahan. Demikian halnya aliran transformasi, tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu, sebagai mahasiswa bahasa sebaiknya kita memanfaatkan berbagai teori yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan kita. Dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan masing- masing teori, mahasiswa tersebut dapat merancang pembelajarannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: : PT. Rineka Cipta.
Rokhani,Siti. “Pengertian Kalimat Transformasi Beserta Contohnya”. 13 Oktober 2018. https://dosenbahasa.com/kalimat-transformasi.




[1] Abdul Chaer, Linguistik Umum (PT. Rineka Cipta, 2012), hlm 364.

No comments:

Post a Comment

Kebahagiaan kami adalah hari libur

Kebahagiaan kami adalah hari liburan Persaudaraan tidak hanya selalu bersama dan melakukan hal-hal yang disenangi masing-masing. Namun per...