MAKALAH KELOMPOK
MATERI METODE QIRO’ATI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH BACA TULIS AL-QUR’AN
Dosen Pengampu : SITI FATIMAH

Disusun oleh:
Amelia resti :1801010007
Ani rahayu :1801010012
Aris nuryanto :1801011020
Fika safitri :1801011052
Lina puji rahayu :1801010067
Novi lismiyati :1801010077
Nur rahmawati :1801011105
Selviya yunandarista :1801010097
Titis eka putri :1801011136
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI METRO LAMPUNG
T.A
2018/2019 /1440/1441 H.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang
digunakan. Namun, penulis tetap tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak. Meskipun dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah mencurahkan seluruh kemampuan, namun
penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, dikarenakan keterbatasan data, referensi, dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak guna perbaikan di masa mendatang.
Wasalamualaikum Wr.Wb.
Metro,
18 November 2018
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii............. ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... ..1...........
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Sejarah Qiro’ati................................................................................... 3
B. Pengertian Metode Qiro’ati................................................................ 5...........
C. Langkah-langkah Penerapan Metode Qiro’ati......... 6
D. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Qiro’ati................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................... 11
A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah
penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa
berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup,
baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan
suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Banyak metode-metode yang diterapkan pada setiap lembaga pendidikan dan
mempunyai persamaan dan perbedaan dalam memilih metodenya. Tidak hanya dalam
pembelajaran ilmu umum saja yang menggunakan metode tertentu dalam kegiatannya,
dalam pembelajaran Al-qur’an pun banyak ditemukan metode-metode yang dapat
menunjang para santrinya agar bisa dengan cepat membaca Al-qur’an. Salah
satunya adalah metode Qiro’ati. Metode ini mengedepankan tekhik membaca
Al-Quran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan
qoidah ilmu tajwid. Namun, banyak juga yang belum paham betul dengan keberadaan
metode Qiro’ati. Untuk itu, kami akan sedikit membahas mengenai penerapan
metode tersebut dalam pembelajaran Al-Quran.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimana sejarah awal perkembangan
Qiro’ati?
2. Apa yang dimaksud dengan metode
Qiro’ati?
3. Bagaimana langkah-langkah
penerapan metode Qiro’ati dan strategi pengajarannya?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan
metode Qiro’ati dalam pembelajaran
Al-qur’an?
3.
Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini yaitu:
Mendeskripsikan sejarah tentang Qiro’ati;
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan metode Qiro’ati
2. Menjelaskan
mengenai langkah-langkah penerapan metode Qiro’ati dan strategi pengajarannya;
3. Menelaah
kelebihan dan kekurangan dari metode Qiro’ati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas Sejarah Tentang Qiro’ati
Berawal dari
ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar Al- Quran di madrasah, mushala, masjid dan
lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum dapat membaca AI Ouran dengan
baik dan benar, Almarhun KH. Dachlan Salim Zarkasyi, tergugah untuk melakukan
pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana ternyata
metode yang dipergunakan oleh para guru dan pembimbing Al Quran dinilai lamban,
ditambah sebagian guru ngaji (ustadz) yang masih asal-asalan mengajarkan Al
Quran sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Hal itulah yang
mendorong Almarhum K.H. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai menyusun
metode baca tulis Al Quran yang sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau
telah menyusun 10 jilid yang dikemas sangat sederhana. Almarhum KH. Dachlan
Salim Zarkasyi dalam perjalanan menyusun metode baca tulis Al Quran sering
melakukan studi banding keberbagai pesantren dan madrasah Al Quran hingga
beliau sampai ke Pesantren Sedayu Gresik Jawa Timur (tepatnya pada bulan Mei
1986) yang pada saat itu dipimpin oleh Almukarram K.H. Muhammad. Almarhum K.H.
Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk melakukan studi banding sekaligus
bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik, karena TK Al Quran balitanya (4-6
tahun), yang dirintis oleh K.H. Muhammad sejak tahun 1965 dengan jumlah muridnya
1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan yang ada di Indonesia. Maka
dapat disimpulkan TK Al Quran Sedayu adalah TK Al Quran pertama di Indonesia
bahkan di dunia.
Sebulan setelah
silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada tanggal 1 Juli 1986 , KH.
Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al Quran yang sekaligus mempraktekan
dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun
seluruh muridnya akan khatam Al Quran. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan
dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa
ayat Al Quran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah menghatamkan Al Quran dan
mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid). TK Al Quran yang dipimpinnya
makin dikenal keberbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya.
Dari keberhasilan inilah banyak yang melakukan studi banding dan meminta
petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. K.H. Dachlan Salim
Zarkasyi secara terus-menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dah para
Kyai Al Quran atas motode yang diciptakannya. Atas usul dari Ustadz A. Djoned
dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama
"QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya BACAANKU (pada saat itu ada 10 jilid) K.H. Dachlan
Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para Kyai umul Quran, walaupun menurut
penuturannya beliau ini bukanlah santri namun kehidupannya selalu dekat dengan
para Kyai sehingga tampak tawadu', mukhtish dan berwibawa. Atas restu para Kyai
metode Qiroati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar
dalam pengajaran baca tulis Al Quran di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ,
Pesantren dan Sekolah Umum. Qiroati diminati oteh mayoritas para pendidik Al
Ouran dikarenakan memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya :
Berkesinambungan antara halaman ke
halaman berikutnya.
1.
Berkesinambungan antara jilid satu dan
seterusnya
2.
Disesuaikan dengan usia para pelajar Al
Quran
3.
Kata dan kalimatnya tidak keluar kaidah
ayat-ayat Al Quran tidak kedaerahan
4.
Setiap Pokok Bahasan sudah diterapkan
ilmu Tajwid
5.
Dilengkapi Petunjuk mengajar setiap
Pokok Bahasan
6.
Dilengkapi Buku Gharib, Musykilat dan
Tajwid Praktis
Sangat mudah untuk
diucapkan.
Dari tahun ketahun
perkembangan Qiraati makin meluas keseluruh pelosok negeri bahkan di beberapa
negara asing tercatat sampai tahun 2000 telah masuk kenegara Australia,
Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura.
Dari perkembangan
tersebut Almarhum K,H. Dachlan Salim Zarkasyi tidak terlalu gembira bahkan
merasa khawatir karyanya ini disalah gunakan yang berbau bisnis belaka, untuk
itu pada tahun 1990 beliau mengundang seluruh kepala TKA/TPA dan Lembaga yang
mempergunakan Qiroati pada suatu acara Silatnas Nasional untuk mentashhih ulang
para kepala TKA/TPA dan pengelola Qiroati sekaligus menunjuk Koordinator
tingkat Propinsi dan Kota Besar yang ada di Indonesia, Dari hasil Silatnas
Qiroati tersebut ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yang merupakan
amanat untuk seluruh pengguna Qiroati, diantaranya : “Saya tidak ingin
menyebarkan luaskan Qiroati tetapi ingin menyebarkan ilmu Qiroati yang saya
ijazahkan”. Qiroati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas. Siapa saja boleh
belajar dan mengaiarkan Qiroati dengan syarat mau ditashhih.
B. Pengertian Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati adalah
suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan
bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Dari pengertian di atas dapat
diketahui bahwa dalam metode qiro’ati terdapat dua pokok yang mendasari yakni
:membaca Al-Qur’an secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil
sesuai dengan ilmu tajwid .membaca Al-Qur’an secara langsung maksudnya adalah
dalam pembacaan jilid ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara mengejah akan tetapi
dalam membacanya harus secara langsung. Metode Qiroati merupakan metode yang
yang bisa dikatakan metode membaca al-qur'an yang ada di Indonesia, yang
terlepas dari pengaruh arab. Metode ini pertama kali disusun pada tahun 1963,
hanya saja pada waktu itu buku metode qiroati belum disusun secara baik. Dan hanya
digunakan untuk mengajarkan anaknya dan beberapa anak disekitar rumahnya,
sehingga sosialisasi metode qiroati ini sangat kurang.
Berasal dari metode qiroati inilah
kemudian banyak sekali bermunculan metode membaca al-qur'an seperti metode
Iqro', metode An- Nadliyah, metode Tilawaty, metode Al-Barqy dan lain
sebagainya. Diawal penyusunan metode qiroati ini terdiri dari 6 jilid, dengan
ditambah satu jilid untuk persiapan (pra-TK), dan dua buku pelengkap dan
sebagai kelanjutan dari pelajaran yang sudah diselesaikan, yaitu juz 27 serta
ghorib Musykilat (kata-kata sulit).
C. Langkah-langkah Penerapan Metode
Qiro’ati
Adapun langkah-langkah
dalam penerapan metode qiro’ati meliputi:
1.
Praktis Artinya : langsung (tidak dieja)
Contoh : أَ بَ
baca, A-BA (bukan Alif fatha A, Ba fatha BA), dan dibaca pendek. Jangan di baca
panjang Aa Baa, atau Aa Ba atau, A Baa.
2.
Sederhana
Artinya : kalimat yang dipakai menerangkan
diusahakan sederhana asal dapat difahami, cukup memperhatikan bentuk hurufnya
saja, jangan menggunakan keterangan yang teoritis/devinitif. Cukup katakan :
Perhatikan ini ! بَ Bunyinya = BA Cukup
katakan : Perhatikan titiknya !. ini BA, ini TA, dan ini TSA. Dalam mengajarkan
pelajaran gandeng, jangan mengatakan : “ini huruf didepan, ditengah atau
dibelakang”, contohnya seperti : م – مَ / ه – ه
Cukup katakan : semua sama bunyinya, bentuknya memang macam-macam
.
Yang penting dalam mengajarkan Qiroaty adalah bagaimana anak biasa membaca
dengan benar. Bukan masalah otak-atik tulisan, oleh karena itu disini tidak
diterangkan tentang huruf yang bisa di gandeng dan yang tidak. Sederhana saja !
3.
Sedikit Demi Sedikit, Tidak Menambah Sebelum
Bisa Lancar
Mengajar Qiroati tidak boleh terburu-buru, ajarkan
sedikit demi sedikit asal benar, jangan menambah pelajaran baru sebelum bisa
dengan lancar, bacaan terputus-putus. Guru yang kelewat toleransi terhadap anak
degan mengabaikan disiplin petunjuk ini akibatnya akan berantakan, sebab
pelajaran yang tertumpuk dibelakag menjadai beban bagi anak, ia justru bingung
dan kehilangan gairah belajar. Jika disuruh mengulang dari awal jelas tidak
mungkin, ia akan malu, dan akhirnya ia akan enggan pergi belajar. Guru yang
disiplin dalam menaikkan pelajaran hasilnya akan menyenangkan anak itu
senduiri, semakin tinggi jilidnya semakin senang, karena ia yakin akan
kemampuannya, dan insyaallah akan tambah semangat menuntaskan pelajarannya.
Disiplin ini memang mengundang reaksi besar baik dari santri maupun dari wali
santri, oleh karenanya guru dituntutdapat berpegang teguh, tidak kehilangan
cara dengan mengorbankan disiplin tersebut. Disinilah perlu adanya seni
mengajar itu.
4.
Merangsang Murid Untuk Saling Berpacu
Setelah kita semua tau mengajarkan Qiroaty tidak
boleh menambah pelajaran baru sebelum bisa membaca dengan benar dan cepat, maka
cara yang tepat adalah menciptakan suasana kompetisi dan persaingan sehat dalam
kelas, cara ini insya Allah akan memacu semangat dan mencerdaskan anak. KH.
Daahlan telah merintis agar terjadi suasana ini dalam sekolah dengan terbaginya
buku Qiroaty dalam bentuk berjilid, karena secara otomatis setiap anak naik
jilid semangat dan gairah ikut kembali baru pula. Kenaikan kelas sebaikya
diadakan beberapa bulan sekali dengan menggunakan standar pencapaian pelajaran
Qiroaty, karena dengan demikian anak yang tertinggal dalam kelas akan malu
dengan sendirinya.
5.
Tidak Menuntun Untuk Membaca
Seorang guru cukup menerangkan dan membaca berulang-ulang
pokok bahasan pada setiap babnya sampai anak mampu membaca sendiri tanpa
dituntun latihan di bawahnya. Metode ini bertujuan agar anak faham terhadap
pelajrannya, tidak sekedar hafal. Karena itu guru ketika mengetes kemampuan
anak boleh dengan cara melompat-lompat, tidak urut mengikuti baris tulisan yang
ada. Apabila dengan sangat terpaksa guru harus dengan menuntun, maka dibolehkan
dalam batas 1 sampai 2 kata saja. Metode ini pada awal dekade 1980 an, oleh
kalangan pendidikan dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
6.
Waspada Terhadap Bacaan Yang Salah
Anak lupa terhadap pelajaran yang lalu itu soal
biasa dan wajar, anak lupa dan guru diam itulah yang tidak wajar. Terlalu
sering anak membaca salah saat ada guru dan gurunya diam saja, maka bacaan
salah itu akan dirasa benar oleh murid, dan salah merasa benar itulah bibit
dari salah kaprah. Maka agar ini tidak terus menerus terjadi dalam bacaan
Al-Qur’an, maka harus waspada setiap ada anak baca salah tegur langsung, jangan
menunggu sampai bacaan berhenti. Kewaspadaan inilah cara satu-satunya
memberatas salah kaprah itu. Keberhasilan guru mengajar tertil dan fashih
adalah tergantug pada peka atau tidaknya guru mendengar anak baca salah.
7.
Driil (bisa karena biasa)
Metode drill banyak tersirat pada buku Qiroaty,
adapun yang secara khusus menggunakan metode ini adalah pada pelajaran : Ghorib
Ilmu Tajwid, dan Hafalan-hafalan Biarpun tanpa ada kewajiban menghafal di
rumah, insyaallah dengan metode drill ini semua pelajaran hafalan akan hafal
dengan sendirinya. Selain metode diatas agar proses belajar mengajar sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka harus memakai strategi mengajar. Dalam
mengajar al-qur’an dikenal beberapa macam strategi.
Strategi mengajar secara umum (global)
1)
Individual atau privat
Santri
bergiliran membaca satu persatu, satu atau dua halaman sesuai dengan
kemampuannya
2)
Klasikal-individual
sebagian
waktu digunakan guru untuk menerangkan pokok - pokok pelajaran secara klasikal
sekedar 2 atau 3 halaman.
Strategi mengajar secara khusus (detail) Agar
kegiatan belajar mengajar Al-qur’an dapat berjalan dengan baik sehingga
tercapai keberhasilan yang maksimal maka perlu diperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
(a) Guru
harus menekan kelas, dengan memberi pandangan menyeluruh terhadap semua santri
sampai semuanya tenang, kemudian mengucapkan salam dan membaca do’a iftitah.
(b) Pelaksanaan
pelajaran selama satu jam ditambah 15 menit untuk variasi (do’a-do’a harian,
bacaan sholat, do’a ikhtitam atau hafalan-hafalan lainnya).
(c) Usahakan
setiap anak mendapat kesempatan membaca satu persatu.
(d) Wawasan
dan kecakapan anak harus senantiasa dikembangkan dengan sarana dan prasarana
yang ada.
(e) Perhatian
guru hendaknya menyeluruh, baik pada anak yang maju membaca maupun yang lainnya
(f) Penghayatan
terhadap jiwa dan karakter anak sangat penting agar anak tertarik dan
bersemangat untuk memperhatikan pelajaran. Jika ada yang diam terus dan tidak
mau membaca maka guru harus tetap membujuknya dengan sedikit pujian.
(g) Motivasi
berupa himbauan dan pujian sangat penting bagi anak, terutama anak Pra TK. Anak
jangan selalu dimarahi, diancam atau ditakut-takuti. Tapi kadang kala perlu
dipuji dengan kata-kata manis, didekati serta ucapan dan pendapatnya ditanggapi
dengan baik.
(h) Guru
senantiasa menanti kritik yang sifatnya membangun demi meningkatkan mutu TKQ.
Jangan cepat merasa puas.
(i) Jaga
mutu pendidikan dengan melatih anak semaksimal mungkin.
(j) Idealnya
untuk masing-masing kelas/jilid terdiri dari :
(i)
Pra Taman Kanak-kanak : 10 anak
(ii)
Jilid : 15 anak
(iii)
Jilid II – Al-Qur’an : 20 anak Masing-masing dengan seorang
guru.
(k) Agar
lebih mudah dalam mengajar, sebaiknya disediakan alat -alat
Peraga dan administrasi belajar mengajar di
dalam kelas, antara lain : Buku Data Siswa, Buku Absensi Siswa, Kartu/Catatan
Prestasi Siswa (dipegang siswa), Dan lain-lain.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Dari Metode
Qiro’ati
Kelebihan
metode qiro’ati:
1. Praktis, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
peserta didik.
2. Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru
hanya menjelaskan pokok pembelajaran
dan memberi contoh bacaan.
3.
Efektif sekali baca langsung fasih dan
tartil dengan ilmu tajwidnya.
4.
Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktis dan mudah.
Kekurangan metode qiro’ati:
5. Anak tidak bisa membaca dengan mengeja.
6. Anak kurang menguasai huruf hijaiyah secara
urut dan lengkap.
7. Bagi anak yang tidak aktif akan semakin
tertinggal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Berawal
dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar Al- Quran di madrasah, mushala, masjid dan
lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum dapat membaca AI Ouran dengan
baik dan benar, Almarhun KH. Dachlan Salim Zarkasyi, tergugah untuk melakukan
pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana ternyata
metode yang dipergunakan oleh para guru dan pembimbing Al Quran dinilai lamban,
ditambah sebagian guru ngaji (ustadz) yang masih asal-asalan mengajarkan Al
Quran sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
2. Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca
Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan qoidah ilmu tajwid. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam
metode qiro’ati terdapat dua pokok yang mendasari yakni :membaca Al-Qur’an
secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil sesuai dengan ilmu
tajwid .membaca Al-Qur’an secara langsung maksudnya adalah dalam pembacaan
jilid ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara mengejah akan tetapi dalam membacanya
harus secara langsung.
3. Praktis, Sederhana, Driil (bisa karena biasa),
Waspada Terhadap Bacaan Yang Salah, Tidak Menuntun Untuk Membaca, Sedikit Demi
Sedikit, Tidak Menambah Sebelum Bisa Lancar, Merangsang Murid Untuk Saling
Berpacu.
4.
Kelebihan metode qiro’ati:
a. Praktis, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
peserta didik.
b. Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru
hanya menjelaskan pokok pembelajaran
dan memberi contoh bacaan.
c. Efektif sekali baca langsung fasih dan tartil
dengan ilmu tajwidnya.
d.
Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktis dan mudah.
Kekurangan metode qiro’ati:
1)
Anak tidak bisa membaca dengan mengeja.
2)
Anak kurang menguasai huruf hijaiyah
secara urut dan lengkap.
3)
Bagi anak yang tidak aktif akan semakin
tertinggal.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan.
Penulis, menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Myqiro’ati.blogspot.com
Widiyareski.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x
14.html
Library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?I’d=7326
Eccha%20Poenya%20%20Metode%20Qiro’ati.html
Heni
Kurniawati, Efektivitas Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
di TPQ Tarminatussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara, (Jurusan Pendidikan Agama
Islam,Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2007).
No comments:
Post a Comment